Cara Memperagakan Tari Piring Khas Kota Minangkabau
Tari piring merupakan salah satu tari tradisional yang populer bagi masyarakat indonesia, tarian ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu piring sebagai properti dalam tarian ini. Cara memperagakan tari piring yakni membawa piring di kedua tanganya sambil menggerakan tangan dan badannya.
Tarian ini berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Pada zaman dahulu tari piring sering digunakan untuk persembahan kepada dewa-dewa sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil panen pertanian yang berlimpah.
5 Gerak Dasar Dalam Tari Piring
Gerakan dan pola lantai yang dipakai dalam tarian sebagai simbol makna dari tari piring itu sendiri. Mulai dari gerakan membawa piring di kedua tangan dan pemakaian cincin yang digunakan untuk mendetingkan ke piring.
Memiliki makna bentuk kerjasama antar warga ketika berada di sawah. Gerakan-gerakan dalam tari piring banyak mengambil gerakan-gerakan dalam pertanian. Berikut ini adalah dasar gerakan yang digunakan dalam tari piring:
1. Persembahan Atau Pasambahan
Gerakan ini digunakan sebagai pembuka tarian yang dilakukan oleh penari laki-laki, makna dari gerakan persembahan adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada dewi padi yang telah memberikan hasil yang berlimpah.
Selain itu gerakan ini memiliki makna dari tari piring sebagai penanda untuk para penonton agar tidak mengganggu penari pada saat pentas.
2. Singanjuo Lalai
Gerakan yang kedua adalah gerakan yang menggambarkan suasana di pagi hari, gerakan ini menunjukan gerakan yang menyimbolkan kelembutan pada perempuan yang tentu saja gerakan ini diperagakan oleh penari perempuan.
3. Mencangkul
Mulai dari gerakan ini sudah masuk pada gerakan-gerakan pada proses pertanian, tentu saja gerakan mencangkul sebagai gambaran warga Minangkabau yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.
4. Menyemai
Dalam proses pertanian selanjutnya yang digunakan dalam tarian ini adalah menyemai benih, tahapan ini adalah tahap terpenting supaya benih yang dihasilkannya nanti menjadi benih yang berkualitas.
5. Menyiang
Prose penyiang merupakan proses membersihkan gulma yang berada diantara sela-sela tanaman seperti rumput liar, selain itu juga proses ini bertujuan untuk menggemburkan tanah pada lahan pertanian.
6. Membuang Sampah
Maksud gerakan membuang sampah adalah, membuang sampah-sampah pertanian yang tidak dibutuhkan seperti rumput, gulma atau bahkan padi-padi yang gagal untuk tumbuh, hal ini perlu dipisahkan dari padi yang lainnya.
Karena padi yang gagal dapat menghambat pertumbuhan padi lain atau mungkin akan memberikan dampak yang buruk jika dibiarkan saja.
Selain 6 gerakan yang diatas, sebenarnya dalam tarian ini mengandung 14 gerakan dalam proses pertanian seperti gotong royong dalam pertanian, memagar, mencabut benih, menanam benih padi, melepas kesal, menghantarkan makan siang, memanen padi, mengambil padi.
Baca juga: Fakta Unik dan Menarik, Serta Pencipta Tari Piring
Gerakan Pola Lantai Pada Tari Piring
Cara memperagakan tari piring adalah dengan melakukan gerak berpola. Jenis pola yang digunakan adalah pola lantai. Seperti contoh pola-pola berikut ini:
- Pola lantai spiral yang memiliki makna memberikan kesan lembut dalam tarian.
- Pola lantai lingkaran besar dan kecil merupakan simbol makna tari piring itu sendiri yaitu menggambarkan hubungan antara tuhan dan hambanya.
- Pola lantai berbaris dimana para penari bergerak maju dan mundur.
- Pola lantai horizontal memiliki makna yang berkesan kebersamaan dan kesejahteraan
- Pola lantai vertikal bermakna hubungan antar manusia dan tuhannya, sebagai perwujudan makna tari piring sebagai persembahan kepada dewi padi
Tentu sangat menarik bukan cara memperagakan tari piring ini. Namun semenjak datangnya islam di Indonesia saat ini tari piring dialihkan fusing bukan lagi sebagai persembahan kepada dewa-dewa, tari piring saat ini banyak digunakan sebagai hiburan dan bentuk melestarikan kebudayaan tradisional.