Persamaan dan Perbedaan Tari Piring dan Tari Saman
Pembahasan mengenai perbedaan Tari Piring dan Tari Saman seringkali muncul dalam mata pelajaran murid di bangku sekolah menengah. Dari asalnya saja kedua tari ini sudah berbeda, pasalnya Tari Piring adalah tarian yang berasal dari Minang, sedang Saman terkenal di Aceh.
Selain itu, gerakan dan pola lantai kedua tari tradisional ini sangat berbeda. Pola lantai pada Tari Saman cenderung lurus sejajar, sedangkan pola lantai pada Tari Piring dapat berubah sesuai tempo dan musik yang sedang dimainkan. Untuk itu mari kita bahas lebih lanjut perbedaannya.
Asal Usul Hingga Persamaan Tari Piring dan Saman
Tidak hanya fokus pada perbedaan Tari Piring dan Tari Saman, nyatanya kedua tari ini juga memiliki persamaan, loh. Jumlah penari yang ada pada tari Piring maupun Saman harus berjumlah ganjil. Ketentuan ini dibuat agar sinkronisasi tarian dapat terlihat indah dan teratur.
Asal mulanya sendiri, tari Piring sudah ada sejak abad 12 sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen kala itu. Jauh berbeda dengan Saman yang kental akan budaya Islam, tari Saman justru dijadikan media dakwah oleh Ulama sebagai sarana memperkenalkan Islam di masa yang sama.
Baca juga: Sejarah, Gerakan dan Makna Tari Piring: Lengkap dengan Keunikannya
Apa Bedanya Tari Piring dan Tari Saman?
Perbedaan tari Piring dan tari Saman dapat dilihat dari berbagai faktor. Asal daerah menjadi pembeda utama dalam kedua tari budaya tersebut. Untuk itu, berikut mari kita bahasa perbedaan tari khas Minang dan Aceh satu ini.
1. Gerakan Tari
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa gerakan tari pada tari Saman lebih banyak tepuk dengan menggunakan tangan. Selain itu, penari akan lebih banyak duduk melipat kaki, daripada berdiri. Meski begitu, tempo gerakan tari Saman sangat cepat, sehingga perlu fokus yang tinggi.
Hal ini berbeda jauh dengan tari Piring, dimana penari akan berdiri sesuai formasi yang sudah ditentukan. Gerakan tarinya juga cenderung berpindah tempat mengikuti tempat musik yang sedang dimainkan. Untuk itu dari segi gerakan, baik Piring atau pun Saman sudah terlihat beda.
2. Pakaian atau Kostum Penari
Tudung kepala dengan bentuk kerucut runcing di sisi kanan dan kiri menjadi salah satu ciri khas pakaian tari Piring. Tetapi ada pula yang menggunakan tudung berbentuk mahkota. Untuk warna sendiri kostum penari tari Piring cenderung berwarna mencolok, seperti emas yang mengkilap.
Penari Saman sendiri umumnya adalah perempuan, sehingga biasanya penari akan menggunakan penutup kepala atau hijab. Pada bagian kepala penari Saman, akan diberi mahkota berbentuk lingkaran yang pada sisi kiri atau kanannya akan diberi aksesoris yang bentuknya seperti kerang.
3. Pola Lantai
Perbedaan terakhir, yakni terletak pada jenis pola lantai yang dipakai. Umumnya Saman menggunakan pola lantai garis lurus memanjang ke samping. Pola ini mengharuskan penari untuk berbaris lurus, dari sisi mana saja. Bisa secara horizontal, vertikal, atau pun diagonal.
Berbeda dengan Saman yang secara umum memakai satu jenis pola lantai saja, tari Piring justru memadukan berbagai jenis pola lantai. Mulai dari berbaris memanjang biasa, pola spiral, pola vertikal, horizontal, hingga lingkaran besar dan kecil. Pola garis lurus menandakan tarian selesai.
Itu tadi perbedaan tari Piring dan tari Saman yang menjadikan keduanya memiliki ciri yang berbeda. Sedikit fakta mengenai Saman dan tari Piring, kedua tarian ini nyatanya merupakan cikal bakal seorang syekh pada masanya, yang mana sudah pasti banyak dikenal di zaman Islam.
Tari Saman merupakan ciptaan Ulama asal Aceh yang bernama Syekh Saman. Namanya menjadi cikal bakal pemberian nama Saman, sedangkan tari Piring adalah ciptaan Huriah Adam putri Syekh Minangkabau. Keduanya memiliki minat tinggi dalam seni tari sehingga menciptakannya.